Sejarah Not Balok
Musik sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu dan musik menjadi bagian dari budaya manusia. Banyak peninggalan seni yang berhubungan dengan alat musik maupun nyanyian. Biasanya peninggalan seni dan ilmu pengetahuan seperti itu didominasi oleh kerajaan / negara seperti Mesir, Romawi, Yunani dan China, selebihnya negara yang lain.
Contoh awal komposisi musik lengkap ( lagu dan lirik ) menggunakan metode yang dikembangkan oleh orang Yunani kuno. Bagian komposisi musik ini disebut Seikilos Epitaph. Peninggalan itu diukir pada batu nisan di Turki, kemungkinan itu berasal dari abad ke-1. ( Anda bisa dengar Seikilos Epitaph di bagian bawah postingan ini ).
Kekaisaran Bizantium ( Byzantine) yang tumbuh dari kekaisaran Romawi mengembangkan notasi yang setara dengan “sol-fa” (solmisasi) barat yang menggunakan huruf A hingga G. Cara ini mengingatkan pada “notasi Boethian” yang dikembangkan oleh filsuf Romawi Boethius pada abad ke-6, dimana dia menggunakan 14 huruf abjad pertama.
Perkembangan awal notasi musik muncul dari gereja-gereja di berbagai negara bagian Eropa. Banyak notasi musik (paling awal) umumnya untuk paduan suara. Pada saat itu notasi ( nemeus) diletakkan di atas kata atau suku kata dari teks lagu yang dinyanyikan. Musik periode ini dikenal sebagai Plainchant atau Gregorian chant. Nada belum seperti sekarang, dulu hanya menentukan tinggi atau rendah dari nada sebelumnya. Contoh notasi atau nemeus posisinya berada di atas lirik.
Masalah notasi ini diperbaiki dengan menggunakan garis 1 nada pada awalnya dan sampai menggunakan garis paranada 4 buah. ( Lagu Gregorian chant bisa anda dengar di bagian bawah ).
Berhubungan dengan garis paranada 4 buah, maka akan terkait dengan Guido dari Arezzo, seorang ahli teori musik pada abad pertengahan. Dialah yang dianggap sebagai penemu not balok menggantikan notasi neumatik. Dalam risalahnya yang terkenal “Micrologus” berisi garis besar menyanyi dan praktek mengajar untuk “ Gregorian Chant” serta pembahasan tentang komposisi musik polifonik.
Penelitian terbaru bahwa “Micrologus” bertahun 1025 atau 1026, sejak Guido dinyatakan dalam sebuah surat bahwa dia berumur 34 tahun saat menulis Micrologus. Tanggal lahirnya diduga menjadi tahun 991 atau 992.
Guido terkenal dengan solfege-nya yang waktu pertama kali hanya memiliki 6 not yang dikenal dengan hexachord yakni ut, re, mi, fa, sol, la. Di banyak Negara ut diganti menjadi do, kemudian ditambahkan ti ( si ) oleh orang lain dan akhirnya seperti yang kita kenal sekarang yakni solmisasi 7 nada. Pada gilirannya solmisasi 7 nada ini menjadi standar dan dipakai di seluruh dunia.
Sebagai bukti bahwa Guido adalah penemu not balok dan solfege ada sebuah lagu yang berjudul “Ut Queant Laxis” atau himne untuk St. Yohanes Pembaptis. ( Anda bisa lihat di youtube ).
Selain itu Guido juga terkenal dengan Hand’s Guido yang merupakan sistim mnemonic ( membantu ingatan) dengan menggunakan telapak tangan dan jari untuk mengingat/mempetakan notasi.
Musik terus berkembang dari 4 garis kemudian menjadi 5 garis paranada seperti yang kita kenal sekarang. Bukan itu saja banyak simbol-simbol musik yang dibuat setelah Guido ini. Sayangnya mereka tidak terkenal karena kurang publikasi.
Di bawah ini notasi dari Seikilos Epitaph dalam garis paranada modern.
Klik gambarnya untuk memperbesar.
Berikutnya salah satu dari Gregorian Chant "Dies Irae" yang sangat terkenal di kalangan umat katolik dan pada jamannya. Komposer besar dunia pun banyak yang tertarik dengan gregorian chant, salah satunya adalah Mozart. Video lagu ini ada di youtube.
Sebuah sejarah harus ada bukti ( karya ) atau pengakuan dunia.
Jika tidak memiliki salah satu dari hal itu maka disebut dongeng.
Biografi penemu not balok Guido Arezzo bisa anda baca dalam postingan Biografi Guido Arezzo.
Semoga bermanfaat.
NB:
Baca juga Sejarah Not Angka silakan klik agar anda tidak berpendapat bahwa penemu not angka adalah Guido dari Arezzo. Perlu anda tahu bahwa Guido tidak pernah menciptakan not angka. Dia hanya menciptakan solfege 6 not dan solfege itu untuk not balok.