Cara Membuat Lagu
Cara Membuat Lagu atau Menciptakan Lagu boleh dibilang gampang-gampang susah. Saya pernah dengar seorang pencipta lagu di televisi bahwa dia pernah menciptakan lagu dalam hitungan menit. Ini menunjukkan bahwa bikin lagu tidaklah sulit. Namun ada juga pencipta lagu yang menghabiskan beberapa hari untuk sebuah lagu. Ini menunjukkan bahwa bikin lagu tidaklah mudah. Lagu “Bengawan Solo” diciptakan oleh Alm. Gesang berbulan-bulan, artinya bikin lagu itu tidak mudah.
Semua cerita di atas masuk akal sebab menciptakan lagu tidak bisa dipercepat atau diperlambat, menciptakan lagu bergantung pada “mood”. Ketika tidak memiliki “mood” kemudian dipaksa menciptakan lagu, maka lagu itu bisa selesai dengan hasil “jelek.“
Menciptakan lagu butuh “feeling” ( perasaan ) makanya jika perasaan sedang “tidak karuan” tidak akan bisa menciptakan lagu yang bagus.
Sebelum membahas tentang membuat lagu, saya akan beri definisi dari kata “lagu.” Dalam bahasa Indonesia salah satu arti lagu adalah ragam suara yang berirama. Sementara pengertian dalam musik yang disebut lagu adalah melodi lagu atau susunan nada-nada. Oleh sebab itu dalam sebuah album seringkali kita melihat tulisan lagu oleh A misalnya dan lirik oleh B, artinya bahwa melodi atau nada-nada dibuat oleh si A dan liriknya oleh si B. Didalam lagu internasional pun begitu, song ( musik ) dan lirik. Namun pengertian orang awam yang disebut lagu itu adalah nada-nada ( melodi ) dan liriknya.
Bagi anda yang akan belajar membuat lagu / yang sedang membuat lagu ( pencipta lagu pemula ) sebaiknya jangan menciptakan lagu seenaknya. Alasannya jika membuat lagu seenaknya maka hasilnya menjadi “lagu yang tidak layak.”
Yang dimaksud “lagu yang tidak layak” adalah lagu yang tidak bisa dijual ( karena tidak akan laku ) bahkan diikutsertakan dalam lomba cipta lagu pun pasti kalah.
Di sini akan dibahas lagu yang layak.
Jika anda bersungguh-sungguh ingin menjadi pencipta lagu yang layak tentunya anda harus tahu kaidah / aturan sebuah lagu yang baik. Di bawah ini beberapa hal yang harus anda tahu atau kuasai.
Membuat Lirik Lagu.
Membuat lirik lagu ini biasanya setelah seorang pencipta lagu mendapat “inspirasi”, misalnya ketika seorang pencipta lagu melihat televisi ada tayangan kehidupan pengemis. Lalu dia terinspirasi oleh kehidupan pengemis itu. Mulailah dia membuat lirik tentang yang dilihatnya. Kadangkala inspirasi itu datang lewat penglihatan, pendengaran atau datang secara tiba-tiba dalam pikiran.
Dalam membuat lirik jangan bertele-tele, lirik itu harus berisi atau seringkali orang bilang liriknya harus kuat. Bahasa yang digunakan dalam lirik harus yang dimengerti oleh khalayak pendengar. Bahasa lagu tidak harus puitis, sebab inti dari lagu adalah menyampaikan pesan kepada khalayak. Pesan itu bisa berupa nasehat, cerita pribadi dan lainya. Inti dari lirik adalah harus bermanfaat atau ada dampak baik bagi pendengar. Itulah lirik yang baik. Jadi jangan sekali-kali membuat lirik provokatif yang negatif. Seni adalah kebaikan dan bukan ketidakbaikan.
Selain itu akan lebih baik jika anda membuat lirik yang mudah diingat dan mengesankan.
Dalam membuat lirik anda boleh membuat verse ( orang awam sebut bait ) dan chorus ( orang awam sebut refrain ), asal tahu saja bahwa refrain itu artinya bagian pengulangan dalam lagu. Chorus dan refrain itu berbeda.
Anda boleh membuat verse misalnya sebanyak 2 bait dan chorus 1 bait misalnya. Dalam teori musik tidak ada keharusan berapa verse dan berapa chorus untuk sebuah lagu. Jadi anda boleh membuat sesuka anda. Namun tentu saja harus memiliki pertimbangan / perbandingan dengan lagu-lagu yang telah ada. Musik bukan hal yang statis melainkan hal yang dinamis. Artinya bahwa musik akan selalu berubah dan berubah searah jaman.
Membuat Notasi Lagu.
Dalam membuat notasi lagu ada beberapa hal yang harus diperhatikan, di antaranya :
Range Suara, saya tidak tahu bahasa musiknya. Maksud range suara adalah berapa rendah dan tinggi lagu itu. Dengan kata lain berapa oktaf lagu itu. Ini hal penting yang harus diperhatikan dengan serius. Sehebat apapun liriknya dan keharmonian lagu jika range suara tidak tepat maka lagu itu menjadi lagu yang tidak layak. Contoh jika anda akan membuat lagu perpisahan untuk anak-anak SD kemudian range suaranya 2 oktaf maka lagu itu tidak bisa dinyanyikan dengan baik. Bahkan andai range suaranya 1 oktaf 5 not itu pun tidak layak.
Notasi, notasi lagu harus disesuaikan dengan orang yang akan menyanyikan lagu itu. Jika sebuah lagu akan dinyanyikan oleh anak-anak SD, jangan bikin notasi yang ada aksidental, tanda kres atau mol ( nada kromatik ). Selain itu jangan bikin notasi yang rumit misalnya dalam interval sangat drastis turun naiknya, dan nilai notasinya jangan sulit. Buatlah lagu yang mudah dalam notasinya. Intinya sesuaikan notasi dengan penyanyi.
Nada Dasar, dalam menentukan nada dasar sebaiknya lihat oktaf dalam piano / keyboard. Biasanya nada dasar tidak jauh dari oktaf ke-4 dalam keyboards. Kemudian lihat dalam notasi baloknya (garis paranada), di situ akan terlihat yang tinggi dan rendahnya. Ini untuk nada dasar yang umum. Namun biasanya pemusik / pengiring yang akan menyesuaikan nada dasar dengan penyanyi. Singkatnya hal ini bisa ditentukan nanti.
Jenis Musik, dalam jenis musik ini sebaiknya menggunakan jenis musik yang sudah dikuasai. Artinya jangan menggunakan jenis musik yang kita belum paham betul. Contoh jika seseorang biasa memainkan lagu pop maka buatlah lagu dengan musik pop. Jika seseorang lebih tahu musik rock maka buatlah lagu yang "nge-rock."
Disarankan musik yang paling diketahui / dikuasai karena jika tidak akan kurang bagus hasilnya. Contohnya, jika anda biasa menyanyikan lagu pop, kemudian anda menciptakan lagu rock maka anda harus belajar “feel” rock. Jika anda tidak memiliki “feel” rock maka lagunya tidak akan jadi seperti lagu rock.
Jenis musik ini erat hubungannya dengan scale ( tangga nada ), jadi disarankan mengerti tangga nada. Contohnya jika hendak membuat lagu blues, maka anda harus tahu scale blues jika tidak maka tidak akan jadi lagu blues. Intinya setiap lagu memiliki rasa tersendiri. Biasanya seorang pencipta lagu yang nota bene mahir bermusik, mampu menciptakan lagu-lagu dengan beberapa genre musik.
Hal lain yang perlu dimiliki oleh pencipta lagu adalah mengenal / mengerti notasi , misalnya not angka atau not balok atau notasi lain. Kegunaannya untuk menulis lagu yang telah diciptakan dan untuk mempelajari karya orang lain yang “hebat” melalui notasi. Selain itu untuk belajar teori / trik membuat lagu agar lagu lebih bagus. Namun saya tidak akan membahas hal itu, sebab ini berhubungan dengan notasi. Bagi orang awam notasi merupakan hal yang dianggap agak sulit padahal mudah.
Bagi anda yang tidak bisa notasi jangan berkecil hati karena ada juga pencipta lagu hanya menggunakan “feeling”, contohnya Titiek Puspa atau lebih dikenal dengan sebutan “Eyang Titiek,” konon katanya beliau tidak bisa memainkan alat musik ( dahulu ), sekarang saya tidak tahu. Namun lagu-lagu ciptaan beliau banyak yang booming bahkan menjadi lagu sepanjang masa. Contohnya lagu “Pantang Mundur" dan "Kupu-Kupu Malam.”
Pada dasarnya menciptakan lagu itu memang harus menggunakan “feeling” sebab feeling yang paling dominan untuk merasakan harmoni. Dalam lagu kata “sudah” dan kata “telah” dengan notasi yang sama akan berbeda rasa. Padahal kedua kata itu memiliki arti yang sama dan memiliki 2 suku kata yang sama. Feeling-lah yang membedakan rasa itu.
Adalah baik jika pencipta lagu mengerti / bisa not angka atau not balok atau not lainnya. Jangan sampai terjadi seperti yang pernah saya baca begini : “Aku telah menciptakan lagu tapi aku lupa lagi nadanya.”
Sebaiknya jika anda tidak bisa notasi gunakan ponsel untuk merekam lagu anda, setelah itu coba cari teman yang bisa not angka atau not balok untuk membuatkan notasi lagu itu. Siapa tahu lagu yang anda ciptakan itu adalah lagu yang bagus. Coba upload di youtube atau kirim ke label. Siapa tahu lagu anda bisa diterima atau ada yang membeli.
Sebagai kata akhir saya ingin menceritakan pengalaman sedikit.
Ketika pertama kali saya menciptakan lagu, saya banyak mengalami kesulitan. Misalnya setelah saya membuat 1 bait, saya kesulitan untuk membuat bait berikutnya. Liriknya tidak terpikir pada saat itu. Bahkan saya tidak bisa membuat chorus atau seringkali disebut refrain.
Hal seperti di atas sering saya alami, kadangkala saya paksa bikin nada dan lirik. Tentu saja hasilnya menjadi tidak sesuai dengan hati. Inilah yang sering terjadi pada pencipta lagu, seringkali kehilangan gagasan. Setelah cukup lama menciptakan lagu, barulah saya menyadari bahwa memaksakan nada dan lirik itu hal yang kurang bagus, karena hasilnya menjadi kurang baik, butuh kesabaran.
Sebaiknya anda yang sedang belajar menciptakan lagu jangan memaksakan nada atau lirik agar lagu cepat selesai. Jika anda sudah punya 1 bait dan kehilangan gagasan, simpanlah yang 1 bait itu, beberapa hari kemudian coba cari lagi. Jika masih belum ketemu yang diinginkan, simpan lagi bait itu, suatu saat nanti mungkin anda akan mendapat nada atau lirik yang sesuai dengan hati anda.
Percaya atau tidak, saya seringkali update lagu. Contohnya lagu yang saya bikin tahun lalu, saya ubah sedikit pada tahun ini. Lagu itu perlu di-update kalau punya lirik atau nada yang lebih bagus. Mungkin banyak pencipta lagu yang melakukan hal seperti saya ini.
Semoga postingan ini bermanfaat.
bersambung ke Cara Membuat Lagu Bagian 2